.

.

Senin, 14 Oktober 2013

Pantai Batu Hiu di Lombok

Legenda
Sekitar 14 Km Selatan Pangandaran, Anda akan menemukan sebuah bukit menghadap pantai yang indah, ditutupi dengan gelombang yang memecah batu. Di antara batu-batu yang menghiasi pantai, ada satu batu yang berbentuk seperti ikan Hiu. Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-11 sejumlah pasukan buangan kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Aki Gede dan Nini Gede tiba di temat ini. ketika mereka tiba di darat, mereka memutuskan untuk beristirahat dan tinggal sementara di dekat bukit. Kemudian Aki dan Nini Gede memerintahkan pasukan untuk mencari makanan. Salah satu pasukan yang disebut Ki Braja Lintang, memutuskan untuk mencari ikan di pantai dan menangkap ikan hiu. Ketika Aki dan Nini Gede mengetahui tentang ini, mereka mengatakan kepadanya untuk melepaskan ikan kembali ke lautan. Ketika mereka melepaskannya, ikan hiu tersebut berubah menjadi sebuah batu hitam besar yang berbentuk hiu dan masih bisa dilihat hingga saat ini dan dinamakan Batu Hiu. (http://www.indonesia.travel/)

Keindahan
Terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Batu Hiu menawarkan pemandangan spektakuler Samudra Hindia biru. Di atas bukit, Anda dapat menyaksikan dan mendengarkan gemuruh gelombang besar bergulung ke bawah dan menghancurkan batu pantai. Tempat ini dihiasi oleh pepohonan Pandan Wong (semacam palem) yang cantik dan merupakan tempat yang sempurna untuk merasakan angin bertiup lembut di wajah Anda. Ketika hari mulai redup, siapkan mata Anda untuk menyaksikan pesona matahari terbenam di cakrawala. Jika Anda membawa kamera, jangan lupa untuk mengabadikan momen ini.
Pintu masuk utama adalah sebuah gua yang berbentuk kepala Hiu besar, ketika Anda berada di dalam gua seolah-olah Anda sedang berada di dalam rahang hiu, dengan banyak gigi yang tajam. Ketika Anda menuju ujung yang lain, Anda akan menemukan sebuah pantai di mana Anda dapat bermain-main ria. Ada juga beberapa gua di daerah tersebut, penduduk setempat percaya bahwa salah satu gua ini terhubung ke Cirebon di Pantai Utara. (http://www.indonesia.travel/)


Bagi pecinta kelestarian alam, di sekitar Batu Hiu terdapat konservasi penyu. Meski demikian, walau papan penandanya dapat ditemui, wujud fisik konservasi penyu tersebut sulit ditemui karena biasanya menyesuaikan dengan siklus reproduksi penyu yang sangat lambat.


Pemandangan sepanjang tepi pantai menyajikan keindahan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Batuan sedimen yang mengalami proses pembentukan dan pengikisan selama ribuan tahun menghadirkan panorama yang unik di sepanjang Pantai Batu Hiu. Tepi pantai dihiasi tebing batu yang tajam dengan tekstur yang berlapis-lapis horizontal.
Jika Anda menyempatkan diri menyusuri jalan setapak yang ada di objek wisata ini, akan terlihat lekukan-lekukan tebing yang indah. Di kanan-kiri jalan setapak, Anda juga akan melihat tanaman pandan wong dengan batang yang tinggi. Daun tanaman ini dapat diolah menjadi berbagai kerajinan anyaman yang biasanya menjadi sumber penghasilan masyarakat sekitar Pengandaran.

Di pinggir tebing menuju ke laut, Anda dapat melihat batu karang di tengah laut yang menurut warga setempat dahulu berbentuk menyerupai sirip hiu. Saat ini, bentuknya sudah tidak lagi seperti sirip karena kikisan ombak Pantai Selatan yang garang. Akan tetapi, meski sudah tidak berbentuk hiu, keindahan pemandangan Pantai Batu Hiu tetap menarik banyak pengunjung. (http://www.indonesiakaya.com)

Senin, 07 Oktober 2013

Surga di Raja Ampat

LEGENDA RAJA AMPAT

Pada suatu saat di Teluk Kabui Kampung Wawiyai ada sepasang suami istri pergi ke hutan (sebagai perambah hutan) untuk mencari makanan, ketika mereka tiba di tepi Sungai Waikeo (Wai artinya air, kew artinya teluk) mereka menemukan enam butir telur naga. Telur-telur tersebut disimpan dalam noken (kantong) dan dibawa pulang, sesampainya di rumah telur-telur tersebut disimpan dalam kamar. Ketika malam hari mereka mendengar suara bisik-bisik, betapa kagetnya mereka ketika mereka melihat di dalam kamar ternyata ke-lima butir telur telah menetas berwujud empat anak laki-laki dan satu anak perempuan, semuanya berpakaian halus yang menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan raja.
Sampai saat ini belum jelas siapa yang memberikan nama kepada anak-anak tersebut tapi kemudian diketahui bahwa masing-masing anak bernama :
  * War menjadi Raja di Waigeo.
  * Betani menjadi Raja di Salawati.
  * Dohar menjadi Raja di Lilinta (Misool)
  * Mohamad menjadi Raja di Waigama (Batanta)
Sedangkan anak yang perempuan (bernama Pintolee), pada suatu ketika anak perempuan tersebut diketahui sedang hamil dan oleh kakak-kakaknya Pintolee diletakkan dalam kulit bia (kerang) besar kemudian dihanyutkan hingga terdampar di Pulau Numfor. Satu telur lagi tidak menetas dan menjadi batu yang diberi nama Kapatnai dan diperlakukan sebagai raja bahkan di beri ruangan tempat bersemayam lengkap dengan dua batu yang berfungsi sebagai pengawal di kanan-kiri pintu masuk bahkan setiap tahunnya dimandikan dan air mandinya disiramkan kepada masyarakat sebagai babtisan untuk Suku Kawe. Tidak setiap saat batu tersebut bisa dilihat kecuali satu tahun sekali yaitu saat dimandikan.
Oleh karena masyarakat sangat menghormati keberadaan telur tersebut maka dibangunlah sebuah rumah ditepi Sungai Waikeo sebagai tempat tinggalnya dan hingga kini masih menjadi objek pemujaan masyarakat. (Sumber: Korneles Mambrasar)
Kabupaten yang memperingati Hari Ulang Tahun setiap tanggal 9 Mei ini sekarang merupakan sebuah Kabupaten di Propinsi Papua Barat yang dimekarkan dari Kabupaten Sorong pada tahun 2003. Bila kita lihat peta Propinsi Papua Barat maka letak Kabupaten ini terletak di kepulauan sebelah barat paruh burung pulau papua. Kabupaten Raja Ampat terdiri dari kurang lebih 610 pulau yang memiliki panjang total tepi pantai 753 km. Pusat pemerintahan dan sekaligus Ibukota bagi Kabupaten Raja Ampat adalah sebuah kota yang terletak di Pulau Waigeo, yaitu kota Waisai. (wbp) 



KEINDAHAN RAJA AMPAT

Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska. Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75% spesies laut dunia tinggal di pulau yang menakjubkan ini.
Pemandangan Raja Ampat seperti dalam mimpi tetapi ini bukanlah ilusi. Saat Anda mencemplungkan diri menyelam ke bawah laut maka perhatikan dengan detail hewan laut yang menyapa. Bisa jadi kuda laut kerdil mendekati jemari Anda seakan ingin menyambut berjabat tangan. Mantaray dan wobbegong akan berenang bersama Anda. Ikan tuna, giant trevaliies, snapper, dan bahkan barracuda turut menyambut Anda di bawah laut. Itu belum cukup, bagaimana apabila ada teman baru yang ramah yaitu ikan dugong ingin berenang bersama Anda. Jangan lewatkan juga mengamati sibuknya ikan-ikan kecil menjaga wilayahnya hilir-mudik. Bila Anda beruntung mungkin dapat berenang bersama penyu laut.
Keindahan yang alami, seolah benar-benar tidak tersentuh telah menjadi daya tarik utama di sini. Tidak perlu ungkapan keindahan langit yang biru atau pulau yang menghijau subur, karena apa yang ada di atas daratan dan di bawah lautnya akan mengatakan kepada Anda “Selamat datang di Raja Ampat; inilah surgakeanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.
Pulau Raja Ampat merupakan fenomena alam yang menawan dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Ada 1.320 spesies ikan di Raja Ampat; 75% seluruh spesies karang yang ada di dunia; 10 kali lipat jumlah spesies karang yang ditemukan di seluruh Karibia; terdapat 600 spesies karang yang tercatat; 5 spesies penyu laut langka; 57 spesies udang mantis; 13 spesies mamalia laut; dan 27 spesies ikan yang hanya dapat Anda ditemui di wilayah ini.
 Kawasan pulau-pulau Raja Ampat terdiri dari jajaran pegunungan yang diselimuti dengan rerimbunan hutan, teluk indah, pantai berpasir putih, pohon kelapa sawit, hutan bakau, danau-danau tersembunyi, laguna, area, batuan kapur serta -tentu saja- flora dan fauna yang mengagumkan. Di pulau-pulau Raja Ampat Anda bisa melakukan banyak hal mulai dari kayaking, menyelam, berenang, menjelajahi alam, melihat burung langsung dari habitatnya dan memotret semua keindahan alam yang tersaji. Perairannya yang sangat jernih serta langit bersih berwarna biru cerah akan selalu menggoda kamera Anda dengan bermacam view yang indah dan menarik. Panorama sunset dan sunrise mempesona. Berjalan-jalanlah menyusuri pulau-pulau Raja Ampat niscaya koleksi foto perjalanan Anda di Raja Ampat akan dipenuhi dengan berbagai potret indah dan eksotisme pulau mungil ini.




Pemandangan laut yang menakjubkan di atas dan bawah lautnya akan memberi isyarat kepada Anda bahwa kegiatan memotret adalah hal yang tidak boleh dilewatkan.
Kondisi alam Raja Ampat sangat unik dan berbeda karena memiliki struktur tanah endemik, keanekaragaman biota laut, ekologi pantai, serta kebudayaan. Keindahan ini sempurna bersama tradisi penduduk dan kearifan lokalnya.